Bandar Bola,Casino dan Poker Online Terpercaya

WHAT'S NEW?

Satlak Prima Ungkap Belum Meratanya Peralatan yang Diterima Cabor

Foto: Rengga Sancaya

Bolalive11 - Sejumlah cabang olahraga belum menerima peralatan latih dan tanding. Satlak Prima menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu. 

Pertama soal ketiadaan stok barang yang diminta, yang kedua berkaitan dengan pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) oleh Kemenpora pada pekan lalu. 

Hal itu disampaikan oleh Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto di Gedung PP ITKON, Senayan, pada Jumat (12/5/2017). Tjip--demikian Achmad Soetjipto disapa, mengatakan bahwa pemerintah tak berniat untuk meminta Pengurus Besar (PB) cabor untuk menalangi lebih dulu kebutuhan para atlet. 

"ULP itu baru dibentuk oleh Kemenpora pada pekan lalu. ULP ini berisi biro keuangan, biro hukum, dan inspektorat. Mereka inilah yang mengundang tender untuk pengadaan peralatan. Jadi salah satunya ya karena itu," kata Tjip.

Selain itu, ada juga persoalan ketidaksiapan vendor atas peralatan yang diminta oleh cabor. "Seperti cabang panahan. Peralatan nomor recurve barangnya sudah diterima atlet, namun nomor lainnya, compound, belum diterima PB karena vendor tidak ada stoknya. Sehingga harus dicari lebih dulu," ujarnya. 

Meski begitu, dalam waktu ke depan, mantan Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) itu sudah berencana mengusulkan untuk menyetok barang dalam siklus empat tahunan. Hal ini untuk meminimalisir kendala dalam penyaluran peralatan latihan dan tanding ke cabor-cabor. 

"Saya ada rencana untuk mengusulkan stok peralatan di gudang sehingga ketika cabor ingin barang tidak bergantung pada pengadaannya. Jadi tinggal diajukan saja ke pemegang stoknya," kata Tjip.

Beberapa barang yang disimpan di dalam gudang ini nantinya berupa peralatan standar olahraga. Seperti bola tenis, panah, anggar, dan jenis lainnnya tidak susut. "Jadi barang yang sudah lama pun bisa ditukar dengan yang baru. Memang butuh anggaran besar tapi minimal dengan ini ada percepatan," ungkapnya.

Nantinya, siklusnya pun akan dibuat empat tahunan. "Jadi ada barang yang habis dipakai, ada juga barang yang bisa ditukar. Nah, barang yang sudah tidak bisa dipakai itulah nanti yang ditukarnya dengan yang baru," ujar Tjip.

0 komentar:

Posting Komentar