Bandar Bola,Casino dan Poker Online Terpercaya

WHAT'S NEW?

Trofi Piala Sudirman, Pulang ke Negeri Agraris Ini Atau Berkelana Lagi?


Bolalive11 - Sebagai penggagas, Indonesia baru sekali meraih Piala Sudirman. Akankah kali ini trofi itu pulang atau memilih singgah di negara lain lagi?

Sekali-sekali, sebagai fans bulutangkis, mampirlah ke tempat pemakaman umum Tanah Kusir di Kebayoran Lama, Jakarta Timur. Sapalah penjaga makam agar lebih mudah menemukan makam Sudirman. Jika belum berganti, namanya M. Yusuf. 

Jika sedang kosong tanpa penjaga, berjalanlah lurus saja dari gerbang masuk, tak jauh-jauh berbeloklah ke kanan. Makam dengan nisan abu-abu dengan itu mudah ditemukan. Terpampang jelas nama di dinding nisan itu: DRS. SUDIRMAN. 

Di sana nisan itu tak tampak istimewa, nyaris serupa dengan nisan-nisan lainnya. Namun, cobalah mencari tahu siapa yang ada di balik nisan itu. Tak perlu menyita waktumu untuk ke perpustakaan. Cari saja lewat google di telepon genggammu dengan kata kuni sudirman, pbsi, bulutangkis. 

Maka, kalian akan tahu kalau pria yang bernama Sudirman itu sosok penting buat bulutangkis Indonesia. Namanya sampai diabadikan sebagai gelaran bulutangkis beregu campuran dua tahunan. 

Zhang Ning mengangkat trofi Piala Sudirman saat China menjadi juara 2005 Foto: Guang Niu/Getty Images)

Ironisnya, katanya jarang ada pengurus PBSI yang ziarah ke sana. Pak Yusuf pernah menyeletuk,"Wajar kalau Piala Sudirman enggak kembali ke sini. Pemain saja ogah ziarah ke makam Bapak." Itu dikatakannya beberapa tahun lalu. 

Menengoklah lagi ke layar telpon genggammu. Disebutkan di sana, Sudirman adalah pendiri klub Bakti di daerah Petojo pada 1940-an. Dia kemudian dipercaya sebagai Ketua Persatuan Bulutangkis Djakarta (Perabad).

Karier Sudirman dalam berorganisasi di bulutangkis berkembang. Bersama D. Rameli Rikin, E. Soemantri, Liem Soei Liong, dan Tong Seng Tian, Sudirman mendirikan PBSI. Selama satu tahun menjabat sebagai wakil ketua umum, Sudirman kemudian naik pangkat mulai 1953. 

Dialah yang mengantarkan Indonesia untuk pertama kalinya merasakan tampil di Piala Thomas pada 1957. Setelah selama tiga dasawarsa menjadi ketua umum, Sudirman tutup usia pada 1981. 

Tujuh tahun kemudian, digagaslah kejuaraan beregu campuran dengan namanya. Gelaran perdana turnamen bulutangkis beregu itu dihelat di atas tanah kelahiran Sudirman, sebuah negeri agraris dengan beribu-ribu pulau ini, dan dihelat 1989. Dalam Piala Sudirman perdana itu Indonesia keluar sebagai juaranya. 

Sejak itu, Indonesia tak pernah lagi mendapatkannya. Legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti, memiliki sudut pandang positif soal itu. 

"Pak Dirman ingin agar bulutangkis mendunia. Makanya trofi tidak pulang-pulang. Trofi itu pun berkelana ke negara lain," kelakar Susy. 

Kesempatan untuk membawa pulang itu dimiliki Susy yang menjadi manajer tim Indonesia. Dia membawa 20 pemain ke Piala Sudirman di Gold Coast mulai 21-28 Mei menjadi gelaran ke-12. 

Dalam 11 kali perhelatan, hanya ada tiga negara yang mampu meraih trofi itu. Selain Indonesia, China dan Korea yang pernah merasakan mengangkat trofi tersebut. 

China tercatat sebagai tim yang paling sukses dengan koleksi sepuluh trofi. Selain itu, China akan tampil sebagai juara bertahan di Gold Coast nanti. Korea mengganggu hegemoni China pada perhelatan tahun 1991, 1993, dan 2003. 

Berat memang bagi sebuah negara untuk bisa mendapatkan trofi Piala Sudirman. Si kontestan harus memiliki lima sektor yang mumpuni jika ingin mudah meraihnya. Jika pun tidak, sebuah negara harus cerdik dalam menentukan skuat dalam pertandingan setelah memasuki babak gugur. 

Menarik untuk menanti apakah trofi itu bakal pulang tahun ini atau berkelana lebih jauh lagi. 

0 komentar:

Posting Komentar